MAKALAH
BIOTEKNOLOGI
APLIKASI
BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG KEDOKTERAN HEWAN
“HEWAN TRANSGENIK”
Oleh
Kelompok :
Qur’aini
Yanti (115130100111002 )
Permadi
Kusuma P. (115130100111010)
Siti
Nur Hidayati (115130100111023)
Ferriyanto
Dian K.W.Y (115130101111022)
Widya
Alif S. (115130107111003)
Khusna
Indra P. (115130107111005)
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Saat
ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju.
Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa
genetika, kultur
jaringan, DNA,rekombinan
pengembangbiakan sel induk, kloning,
dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan
penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker
ataupun AIDS.
Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke
ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada
jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan,
dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan rekombinan
DNA, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung
zat gizi
yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama
maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat
dijumpai pada pelestarian lingkungan
hidup dari polusi.
Sebagai contoh, pada penguraian minyak
bumi
yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat
toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.
Bahan
pangan hewani merupakan kebutuhan pokok manusia untuk hidup sehat, kreatif,
produktif dan cerdas. Menurut Prof. I.K Han (1999) menyatakan adanya kaitan
positif antara tingkat konsumsi protein hewani dengan umur harapan hidup (UHH)
dan pendapatan perkapita. Delgado et. al (1999) menduga akan terjadi
peningkatan produksi dan konsumsi pangan hewani dimasa depan. Konsumsi daging
penduduk dunia akan meningkat dari 233 juta ton (tahun 2000) menjadi 300 juta
ton (tahun 2020). Konsumsi susu naik dari 568 juta ton menjadi 700 juta,
sedangkan konsumsi telur sekitar 55 juta ton. Hal tersebut disebabkan oleh
bertambahnya jumlah penduduk dunia, meningkatnya kesejahteraan hidup dan
meningkatnya kesadaran gizi masyarakat dunia.
Akan
tetapi, peningkatan kebutuhan pangan hewani, ternyata tidak diikuti oleh
ketersediaan pangan hewani secara murah, merata dan terjangkau. Teknologi
budidaya peternakan konvensional dan pertumbuhan populasi ternak yang cenderung
lambat merupakan salah satu faktor penyebabnya. Oleh karena itu, aplikasi
bioteknologi diharapkan dapat memainkan peranan penting dalam memacu
pertumbuhan populasi ternak dan meningkatkan mutu pangan hewani.
Menurut
Sudrajat (2003) aplikasi bioteknologi peternakan dilakukan pada tiga bidang
utama, yaitu bioteknologi reproduksi (inseminasi buatan, transfer embrio dan
rekayasa genetik), bioteknologi pakan ternak dan bioteknologi bidang kesehatan
hewan. Bioteknologi peternakan dapat digunakan mempercepat pembangunan
peternakan melalui peningkatan daya reproduksi dan mutu genetik ternak,
perbaikan kualitas pakan dan kualitas kesehatan ternak.
1.2
TUJUAN
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian bioteknologi
hewan, Untuk mengetahui macam bioteknologi hewan seperti Transfer Embrio, Bayi
Tabung, Kultur Sel Hewan, Hormon BST (Bovine Somatotrophin), Hewan transgenic,
Kriopreservasi Embrio, Inseminasi Buatan
dan Seksing Sperma dan untuk mengetahui dampak bioteknologi hewan bagi
kehidupan.
1.3
RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian bioteknologi hewan ?
2. Bagaimana metode bioteknologi hewan pada,
Hewan transgenik?
3. Apa saja dampak bioteknologi hewan bagi
kehidupan ?
BAB
II
ISI
2.1 Pengertian
Bioteknologi Hewan
Bioteknologi
hewan adalah bioteknologi yang mengunakan agen hayatinya berupa hewan dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi reproduksi
terus berkembang untuk meningkatkan konsistensi dan keamanan produk dari ternak
yang berharga secara genetik dan menyelamatkan spesies langka. Bioteknologi
reproduksi juga memudahkan antisipasi kemungkinan industri yang mengarah pada
produk dengan sifat-sifat genetik bernilai ekonomis seperti pertumbuhan
jaringan otot, produk rendah lemak, dan ketahanan terhadap penyakit.
Metode-metode
bioteknologi pda hewan antara lain :
1. Transfer
Embrio
2. Bayi
Tabung
3. Kultur Sel Hewan
4. Hormon BST (Bovine Somatotrophin)
5. Hewan
transgenic
6. Kriopreservasi Embrio
7. Inseminasi Buatan dan Seksing Sperma
2.2
Hewan Transgenik
Hewan
transgenik merupakan satu alat riset biologi yang potensial dan sangat menarik
karena menjadi model yang unik untuk mengungkap fenomena biologi yang spesifik.
Sedangkan hewan transgenik menurut Federation of European Laboratory Animal Associations
adalah hewan dimana dengan sengaja telah dimodifikasi genome-nya, gen disusun
dari suatu organisme yang dapat mewarisi karakteristik tertentu. Dua alasan
umum mengapa hewan transgenic tetap diproduksi :
- Beberapa hewan transgenik diproduksi untuk
mempunyai sifat ekonomis spesifik. Contoh, ternak transgenic diciptakan untuk
memproduksi susu yang mengandung protein khusus manusia, dimana mungkin dapat
membantu dalam perawatan penyakit emphysema pada manusia (penyakit pembengkakan
paru-paru karena pembuluh darah).
- Hewan transgenik
lainnya diproduksi sebagai model penyakit (secara genetic hewan dimanipulasi
untuk menunjukkan gejala penyakit sehingga perawatan efektif dapat dipelajari).
Contoh, ilmuwan Harvard membuat terobosan besar secar ilmiah ketika mereka
diterima sebuah paten U.S. untuk keahlian tikus secara genetic, dimana tikus
membawa gen yang mengembangkan variasi kanker manusia.
Kemampuan
untuk mengintroduksi gen-gen fungsional ke dalam hewan menjadi alat berharga
untuk memecah proses dan sistem biologi yang kompleks. Transgenik mengatasi
kekurangan praktek pembiakan satwa secara klasik yang membutuhkan waktu lama
untuk modifikasi genetik. Aplikasi hewan transgenik melingkupi berbagai
disiplin ilmu dan area riset diantaranya:
1. Basis genetik penyakit hewan dan manusia,
disain dan pengetesan terapinya;
2. Resistensi penyakit pada hewan dan manusia;
3.
Terapi gen Hewan transgenik merupakan
model untuk pertumbuhan, immunologis, neurologis, reproduksi dan kelainan
darah);
4. Obat-obatan dan pengetesan produk;
5. Pengembangan produk baru melalui “molecular
farming”
Introduksi
gen ke dalam hewan atau mikroorganisme dapat merubah sifat dari hewan atau
organisme tersebut agar dapat menghasilkan produk tertentu yang diperlukan oleh
manusia seperti factor IX dan hemoglobin manusia.
a. Produksi peternakan
1) Ternak
Pemanfaatan
teknologi transgenik memungkinkan diperolehnya ternak dengan karakteristik
unggul. Petani selalu menggunakan peternakannya yang selektif untuk menghasilkan
hewan yang sesuai dengan keinginan. Misalnya meningkatkan produksi susu,
meningkatkan kecepatan pertumbuhan. Peternakan tradisional memakan waktu dan
sulit memenuhi permintaan. Ketika teknologi menggunakan biologi molekuler untuk
mengembangkan karakteristik hewan dengan waktu yang singkat dan tepat.
Disamping itu, transenik hewan menyediakan cara yang mudah untuk meningkatkan
hasil.
2) Kualitas produksi
Sapi
transgenik bisa memproduksi susu yang banyak dan rendah laktosa dan kolesterol,
babi dan unggas menghasilkan daging yang lebih banyak, dan domba yang memiliki
wool yang tebal. Di masa lampau, petani menggunakan hormone pertumbuhan untuk
memacu perkembangan hewan tetapi teknik ini bermasalah, khususnya sejak residu
hormone masih terkandung dalm produk.
3) Resistensi penyakit
Ilmuwan
mencoba menghasilkan hewan yang resisten terhadap penyakit, seperti babi yang
resisten terhadap influenza, tetapi jumlah gen yang berperan masih terbatas
jumlahnya.
b. Aplikasi Kesehatan
1) Pasien yang meninggal tiap tahun
Karena
butuh pengganti jantung, hati, atau ginjal. Contoh, sekitar 5000 organ
dibutuhkan tiap tahun di Inggris. Babi transgenic menyediakan transpalantasi
organ yang dibutuhkan untuk meredakan. Xenotransplantation adalah wadah yang diproduksi
oleh protein babi yang dapat menyebabkan alergi pada penerima donor, tetapi
bisa dihindarkan dengan mengganti protein babi dengan protein manusia.
2) Suplement nutrisi dan Obat-obatan
Produk
seperti insulin, hormone pertumbuhan, factor anti penggumpalan darah mungkin
terkandung dalam susu sapi, kambing, dan domba transgenic. Penelitian merupakan
cara untuk menghasilkan susu melalui transgenesis untuk penyembuhan penyakit
seperti phenylketonuria (PKU), penyakit pembengkakan paru-paru yang menurun,
dan penyakit kista.
Contoh
: Pada tahun 1997, sapi transgenic pertama kali, memproduksi yang kaya akan
protein 2,4 gr per liter. Susu sapi transgenic ini lebih bernutrisi daripada
susu sapi biasa. Susu ini dapat diberikan pada bayi atau dan orang dewasa
dengan gizi yang dibutuhkan dan mudah dicerna. Karena mengandung gen
alpha-lactalbumin.
3) Terapi Gen Manusia
Terapi
gen manusia meliputi penambahan copyan gen normal pada genome orang yang
memiliki gen yang tidak normal. Perlakuan tersebut berpotensi pada 5000
penyakit genetic yang besar dan hewan transgenic. Contoh, salah satu institute
di finladia memproduksi gen anak sapi mampu memacu pertumbuhan sel darah merah
di manusia (Margawati,2009).
c. Aplikasi industri
Pada
tahun 2001, 2 ilmuwan di Canada menyambung gen laba-laba ke dalam sel penghasil
susu kambing. Kambing mulai menghasilkan strand seperti serabut sutra saat
pemerahan susu. Dengan mengekstrak polimer strand dari susu dan menenunnya
menjadi benang, kemudian ilmuwan membuatnya menjadi mengkilat, keras, dan
fleksibel dan diaplikasikan pada pembuatan kain, kasa steril, dan string raket
tenis.
Hewan
transgenic yang sensitive terhadap racun telah diproduksi untuk uji keamanan
kimia. Mikroorganisme telah dirancang untuk meproduksi varietas protein yang
dapat memproduksi enzim untuk mempercepat reaksi kimia pada industri.
d. Kualitas produk transgenik
Di
masa yang akan datang hewan transgenik akan diproduksi dengan penyisipan gen
pada lokasi yang spesifik dalam genom. Teknik ini telah terbukti berhasil pada
mencit tetapi masih Iintensif diteliti pada hewan-hewan besar.
2.3
Dampak Negatif Bioteknologi Hewan
Ada
dua konsep yang berbeda tentang keselamatan hewan yang ada saat ini. Konsep
yang terbatas berfokus pada kesehatan biologis dari organisme yang diklon dan
pada kualitas kejiwaan dari hewan yang ditunjukkan akibat intervensi manusia
dalam hidupnya. Konsep yang luas juga mempertimbangkan mengenai kesempatan
hewan untuk menunjukkan spesifikasi jenis spesies yang alami. Kedua perspektif ini
menjadi dasar dari perdebatan tentang keselamatan hewan, resiko yang dapat
ditimbulkan dan juga segi etikanya.
a) Konsep terbatas
Konsep
terbatas terbagi menjadi dua yaitu tentang sisi etika dan kejiwaan dari hewan
dan tentang kesehatan fisiologis dan biologis dari hewan. Sisi etika dan
kejiwaan hingga saat ini masih menjadi perdebatan karena tidak terdapat metode
untuk mengukur kejiwaan dari hewan. Sehingga umumnya banya dibahas mengenai
efek kesehatan fisik dan biologis hewan.
Hal
ini seringkali menyebabkan berbagai masalah yang berkaitan dengan keselamatan
hewan. Masalah yang umunya terjadi adalah kehamilan yang terlambat atau terlalu
dini, kematian saat kelahiran, jarak kematian setelah kelahiran yang singkat,
masa hidup yang singkat, obesitas dan berbagai macam cacat tubuh.
b) Konsep luas
Konsep
luas juga mencakup permasalahan pada kesehatan hewan tetapi juga
mempertimbangkan kealamian dari hewan dan sisi etika terhadap hewan.
Bioteknologi pada hewan dapat menimbulkan efek negatif terutama pada kehidupan
alamiah hewan. Proses kloning dan rekayasa ataupun in vitro menyebabkan hewan
tidak dapat hidup secara alami pada habitatnya. Fokus masalah umunya terdapat
pada proses perkawinan hewan yang tidak lagi terjadi secara alami. Hal ini
melanggar kode etik terhadap hewan. Selain itu, proses perkawinan yang
direkayasa oleh manusia dapat menghilangkan spesies-spesies alami. Efek
tersebut dapat menyebabkan kepunahan terhadap spesies-spesies hewan tertentu.
Bioteknologi
pada hewan juga dapat menggangu keseimbangan ekosistem lingkungan dan juga
sistem rantai makanan. Selain itu, hewan hasil rekayasa atau kloning kehilangan
integritasnya sebagai hewan. Integritas yang dimaksud yaitu hak untuk hidup
secara alami yang tidak diperoleh hewan hasil klon atau rekayasa. Hal ini
dikarenakan hewan hasil bioteknologi tidak memiliki kesempatan untuk hidup
seperti hewan lainnya, contohnya: hidup di laboratorium, makanan diatur ilmuan,
proses perkawinan yang direkayasa, dsb.
c) Resiko pada kesehatan manusia
Produk
pangan hewani hasil bioteknologi menjadi perdebatan dalam kalangan masyarakat.
Konsumsi produk hewani hasil bioteknologi dapat menyebabkan alergi pada
manusia. Selain itu juga diperkirakan dapat mengubah susunan genetik manusia
apabila gen yang direkayasa tersebut menyisip pada gen manusia. Penyisipan gen
ini dapat menyebabkan berbagai macam efek mutasi pada fisik manusia, salah satu
contohnya adalah pertumbuhan sel yang abnormal yang dikenal dengan kanker.
Dampak lain dari mutasi adalah cacat lahir pada keturunan berikutnya yang
disebabkan karena gen yang menyisip juga diturunkan ke bayi dan diekspresikan.
d) Resiko pada lingkungan dan sosio ekonomi
Resiko
bioteknologi hewan terhadap lingkungan yaitu menggangu keseimbangan alam.
Resiko utama adalah kepunahan dari jenis hewan alami, hal ini dikarenakan
manusia terus mengembangbiakkan hewan hasil rekayasa sehingga hewan alaminya
mulai tersisihkan kemudian punah. Keseimbangan alam lain yang terganggu adalah
rantai makanan dan seleksi alam, di mana yang dapat bertahan hidup hanya hewan
hasil rekayasa. Hewan hasil rekayasa bioteknologi yang dilepaskan ke alam bebas
juga diperkirakan dapat menyebabkan mutasi alam, terutama apabila gen yang
disisipkan dapat berpindah kepada organisme lainnya. Mutasi alam berdampak
dengan: menurunkan gen pada keturunan berikutnya, menyebabkan ukuran hewan
abnormal, dan menyebabkan jumlah hewan kuat yang berlebihan sehingga timbul
dominasi di alam. Rekayasa yang terus berkembang juga dapat menyebabkan
keseragaman genetik pada ekosistem yang menyebabkan alam kehilangan
keberagamannya.
Resiko
bioteknologi hewan pada sosio ekonomi berupa adanya keseragaman genetik.
Umumnya variasi akan hewan pangan dalam hal jenis dan ukuran akan menyebabkan
variasi harga yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Apabila ada keseragaman
genetik, maka harga hewan pangan akan menjadi sama sehingga terjadi penurunan
ekonomi. Perusahaan pangan yang menggunakan produk bioteknologi akan makin
berkembang sedangkan yang tidak akan merugi.
Dampak
lain juga terdapat pada bidang sosial dan politik. Akan terjadi kesenjangan
sosial antara negara yang maju dan menggunakan pangan transgenik dan negara
berkembang. Hal ini juga akan memicu ketergantungan pangan oleh negara
berkembang terhadap negara maju. Secara politik, ketergantungan ini dapat
merugikan negara-negara berkembang. Masalah sosial-politik ini dapat memicu
kembali masalah negara barat dan negara timur.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Bioteknologi
hewan adalah bioteknologi yang mengunakan agen hayatinya berupa hewan. TE
(transfer embrio) merupakan teknologi yang memungkinkan induk betina unggul
memproduksi anak dalam jumlah banyak tanpa harus bunting dan melahirkan. Bayi
tabung, sel telur yang berada di dalam ovarium betina berkualitas unggul sesaat
setelah mati dapat diproses in vitro di luar tubuh sampai tahap embrional. Kultur
sel hewan adalah sisitem menumbuhkan sel manusia maupun hewan untuk tujuan
memproduksi metabolit tertentu. Pada saat sekarang aplikasi dari system ini
banyak digunakan untuk menghasilkan untuk menghasilkan produk-produk farmasi
dan kit diagnostik dengan kebanyakan jenis produk berupa molekul protein
kompleks. Hewan transgenik merupakan satu alat riset biologi yang potensial dan
sangat menarik karena menjadi model yang unik untuk mengungkap fenomena biologi
yang spesifik. Dengan rekayasa genetika dihasilkan hormon pertumbuhan hewan
yaitu BST (Bovine Somatotrophin). Kriopreservasi merupakan suatu proses
penghentian sementara kegiatan metabolism sel tanpa mematikan sel dimana proses
hidup dapat berlanjut setelah kriopreservasi dihentikan. Dampak bioteknologi
hewan adalah Konsep yang terbatas berfokus pada kesehatan biologis dan Konsep
yang luas juga mempertimbangkan mengenai kesempatan hewan untuk menunjukkan
spesifikasi jenis spesies yang alami.
3.2 SARAN
Sebaiknya penggunaan bioteknologi hewan perlu diawasi
oleh pemerintah agar tidak memiliki dampak yang merugikan masyarakat banyak.
DAFTAR
PUSTAKA
Margawati,
Endang Tri. 2009. Transgenic Animals: Their Benefits To Human Welfare. http://www.actionbioscience.org/biotech/margawati.html#learnmore
Thanks Infonya, admin.
BalasHapusUntuk mencari referensi website pertanian, peternakan dan perikanan saya sarankan untuk mengunjungi website ini ya min.Soalnnya sangat lengkap dan mudah dipahami.
Fredikurniawan.com - Ilmu Pengetahuan Lengkap
ilmupeternakan.web.id - Informasi Peternakan Lengkap